Melalui percobaan sinar katoda, J.J Thomson berhasil menemukan adanya elektron, partikel kecil di dalam atom yang bermuatan negatif.
Atom adalah adalah partikel yang bermuatan netral. Jika didalamnya ada partikel negatif dengan jumlah tertentu, maka tentu ada juga partikel positif yang jumlahnya sama dengan partikel negatif untuk mengimbanginya sehingga atom dapat bersifat netral.
Dari penalaran inilah, banyak ahli kimia yang mencoba menemukan partikel positif di dalam atom tersebut.
Melalui artikel ini, mari kita membahas tentang penemu, proses penemuan dan percobaan yang digunakan untuk menemukan proton.
Penemuan Sinar Anoda Oleh Goldstein
Pada tahun 1886, Goldstein melakukan sebuah percobaan untuk membuktikan adanya sinar anoda, yaitu sinar yang memancar dari anoda ke ketoda.
Dalam percobaan yang dilakukannya, Goldstein menggunakan sebuah tabung bermuatan positif yang didalamnya terdapat katoda berlubang dan tabung tersebut diisi dengan udara dan memiliki tekanan yang sangat rendah yaitu sekitar 0,001 mmHg.
Dengan menggunakan arus bertegangan tinggi {sekitar 10.000 volt}, Goldstein berhasil mengamati sinar berwarna merah yang terlihat samar-samar di belakang katoda.
Setelah diteliti, ternyata sinar ini terbentuk di anoda dan karena sinar ini menabrak dinding tabung yang bermuatan positif, dihasilkanlah sinar berwarna merah yang terlihat samar.
Goldstein kemudian menamai sinar ini dengan nama sinar anoda karena terbentuak di anoda. Karena sinar ini terbentuk di anoda, dapat dikatakan bahwa sinar ini memiliki muatan positif dan tertarik ke arah katoda.
Goldstein menyimpulkan bahwa sinar anoda bergerak dalam garis lurus karena sinarnya dapat menghasilkan bayangan ketika objek ditempatkan di lajur pergerakannya. Sinar ini juga bisa menghasilkan efek mekanik dan punya muatan positif.
Gas yang terdapat di dalam tabung kaca jenis sinar anoda yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena setiap gas tersusun atas atom-atom tertentu yang berbeda dengan atom pada gas-gas lainnya. Perbedaan ini tampak pada massa dan muatan sinar anoda yang dihasilkan.
Berbeda dengan sinar anoda yang sifat dari sinarnya selalu sama walaupun gas di dalam tabungnya di ganti.
Perbandingan muatan/massa {e/m} sinar anoda juga tidak sama jika gas-gas yang digunakan berbeda.
Sinar anoda terbentuk ketika atom-atom dari gas pecah menjadi partikel-partikel penyusunnya. Hal ini disebabkan karena tegangan sangat tinggi yang diberikan. Nah, partikel bermuatan positif ditemukan oleh Goldstein dan diberi nama sinar positif/proton.
Penentuan Posisi Proton Di Dalam Atom Oleh Ernest Rhuterford
Setelah penemuan sinar anoda oleh Goldstein yang membuktikan adanya proton di dalam atom, hal selanjutnya yang menjadi pertanyaan adalah dimana posisi ptoron di dalam atom?
Ahli kimia yang berhasil menjelaskan pertanyaan diatas adalah Ernest Rhuterford melalui percobaan penembakan lembaran tipis logam emas oleh partikel alfa.
Dalam percobaan tersebut, lempengan emas ditempatkan di bagian tengah, dan dikelilingi oleh dinding yang terbuat dari ZnS. Fungsi dinding ini adalah untuk mendeteksi arah partikel alfa setelah ditembakkan ke lembaran tipis logam emas.
Awalnya, Rutherford mengira bahwa semua partikel alfa yang ditembakkan akan menembus atom-atom emas pada lembaran tipis tersebut. Namun, salah satu hasil percobaan yang ia amati justri berbeda dengan prediksinya.
Sejumlah kecil partikel alfa yang ditembakkan ke lembaran tipis logam emas memantul dengan sudut yang lebih dari 90 derajat. Sebagian besarnya dapat menembus atom-atom emas.
Rutherford kemudian mepelajari dan memperoleh kesimpulan bahwa partikel alfa yang dipantulkan tersebut disebabkan karena ia menabrak partikel lain yang juga bermuatan positif {partikel alfa bermuatan positif}.
Namun, karena tidak diseluruh bagian atom emas yang memantulkan sinar alfa, maka Rutherford beranggapan bahwa hanya di bagian tengah atom saja terpusat partikel bermuatan positif dengan massa yang cukup besar sehingga bisa memantulkan sinar alfa.
Nah, dari percobaan Rutherford inilah orang kemudian tahu bahwa sinar katoda yang dihasilkan oleh percobaan Goldstein adalah proton dan terletak di bagian pusat dari atom.
Atom adalah adalah partikel yang bermuatan netral. Jika didalamnya ada partikel negatif dengan jumlah tertentu, maka tentu ada juga partikel positif yang jumlahnya sama dengan partikel negatif untuk mengimbanginya sehingga atom dapat bersifat netral.
Dari penalaran inilah, banyak ahli kimia yang mencoba menemukan partikel positif di dalam atom tersebut.
Melalui artikel ini, mari kita membahas tentang penemu, proses penemuan dan percobaan yang digunakan untuk menemukan proton.
Penemuan Sinar Anoda Oleh Goldstein
Pada tahun 1886, Goldstein melakukan sebuah percobaan untuk membuktikan adanya sinar anoda, yaitu sinar yang memancar dari anoda ke ketoda.
Dalam percobaan yang dilakukannya, Goldstein menggunakan sebuah tabung bermuatan positif yang didalamnya terdapat katoda berlubang dan tabung tersebut diisi dengan udara dan memiliki tekanan yang sangat rendah yaitu sekitar 0,001 mmHg.
Dengan menggunakan arus bertegangan tinggi {sekitar 10.000 volt}, Goldstein berhasil mengamati sinar berwarna merah yang terlihat samar-samar di belakang katoda.
Setelah diteliti, ternyata sinar ini terbentuk di anoda dan karena sinar ini menabrak dinding tabung yang bermuatan positif, dihasilkanlah sinar berwarna merah yang terlihat samar.
Tabung Sinar Anoda/Positif |
Goldstein menyimpulkan bahwa sinar anoda bergerak dalam garis lurus karena sinarnya dapat menghasilkan bayangan ketika objek ditempatkan di lajur pergerakannya. Sinar ini juga bisa menghasilkan efek mekanik dan punya muatan positif.
Gas yang terdapat di dalam tabung kaca jenis sinar anoda yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena setiap gas tersusun atas atom-atom tertentu yang berbeda dengan atom pada gas-gas lainnya. Perbedaan ini tampak pada massa dan muatan sinar anoda yang dihasilkan.
Berbeda dengan sinar anoda yang sifat dari sinarnya selalu sama walaupun gas di dalam tabungnya di ganti.
Perbandingan muatan/massa {e/m} sinar anoda juga tidak sama jika gas-gas yang digunakan berbeda.
Sinar anoda terbentuk ketika atom-atom dari gas pecah menjadi partikel-partikel penyusunnya. Hal ini disebabkan karena tegangan sangat tinggi yang diberikan. Nah, partikel bermuatan positif ditemukan oleh Goldstein dan diberi nama sinar positif/proton.
Penentuan Posisi Proton Di Dalam Atom Oleh Ernest Rhuterford
Setelah penemuan sinar anoda oleh Goldstein yang membuktikan adanya proton di dalam atom, hal selanjutnya yang menjadi pertanyaan adalah dimana posisi ptoron di dalam atom?
Ahli kimia yang berhasil menjelaskan pertanyaan diatas adalah Ernest Rhuterford melalui percobaan penembakan lembaran tipis logam emas oleh partikel alfa.
Dalam percobaan tersebut, lempengan emas ditempatkan di bagian tengah, dan dikelilingi oleh dinding yang terbuat dari ZnS. Fungsi dinding ini adalah untuk mendeteksi arah partikel alfa setelah ditembakkan ke lembaran tipis logam emas.
Awalnya, Rutherford mengira bahwa semua partikel alfa yang ditembakkan akan menembus atom-atom emas pada lembaran tipis tersebut. Namun, salah satu hasil percobaan yang ia amati justri berbeda dengan prediksinya.
Sejumlah kecil partikel alfa yang ditembakkan ke lembaran tipis logam emas memantul dengan sudut yang lebih dari 90 derajat. Sebagian besarnya dapat menembus atom-atom emas.
Rutherford kemudian mepelajari dan memperoleh kesimpulan bahwa partikel alfa yang dipantulkan tersebut disebabkan karena ia menabrak partikel lain yang juga bermuatan positif {partikel alfa bermuatan positif}.
Namun, karena tidak diseluruh bagian atom emas yang memantulkan sinar alfa, maka Rutherford beranggapan bahwa hanya di bagian tengah atom saja terpusat partikel bermuatan positif dengan massa yang cukup besar sehingga bisa memantulkan sinar alfa.
Nah, dari percobaan Rutherford inilah orang kemudian tahu bahwa sinar katoda yang dihasilkan oleh percobaan Goldstein adalah proton dan terletak di bagian pusat dari atom.
0 Komentar untuk "Penemuan Proton, Partikel Dasar Atom Yang Bermuatan Positif"