Gelas Kimia {Beakers}
Gelas kimia merupakan wadah yang paling umum di temukan hampir di semua labor, termasuk labor kimia. Gelas kimia memiliki kegunaan yaitu sebagai wadah mencampur, mengaduk, dan memanaskan bahan-bahan kimia.
Gelas kimia memiliki memiliki cekungan di bagian atasnya. Gunanya adalah untuk mempermudah proses penuangan zat kimia dari gelas kimia ke wadah lainnya. Selain itu, gelas kimia juga memiliki bibir di tepian bagian atasnya yang berguna untuk mencegah cairan yang sedang dipindahkan merembes ke dinding kaca gelas kimia.
Ada juga skala {biasanya dalam mL} yang berfungsi untuk mengukur volume cairan di dalam gelas kimia. Namun, gelas kimia bukan alat yang tepat untuk mengukur volume cairan, terutama untuk percobaan yang membutuhkan ketlitian tinggi.
Gelas kimia tidak memiliki tutup. Namun, kamu bisa menggunakan kaca arloji untuk menutup gelas kimia jika dibutuhkan, misalnya untuk mencegah agar cairan di dalamnya tidak menguap.
Labu Erlenmeyer {Labu Konikal}
Labu Erlenmeyer pertama kali dibuat pada tahun 1861. Labu ini memiliki leher yang sempit dan melebar di bagian dasarnya. Karena bentuknya ini, Labu Erlenmeyer sering digunakan untuk mencampur ataupun mnegaduk zat kimia sehingga tidak tumpak keluar.
Lehernya yang sempit ini juga memungkinkan kita untuk menjepit labu Erlenmeyer menggunakan klam sehingga zat kimia didalamnya bisa dnegan mudah dipanaskan. Namun, jangan pernah menutup labu Erlenmeyer ketika sedang memanaskan cairan, karena dapat menyebabkan tekanan uap di dalam menjadi besar sehingga beresiko untuk meledak.
Mirip dengan gelas kimia, labu Erlenmeyer juga dilengkapi dengan skala dan juga tidak tepat diguankan untuk mengukur volume larutan dengan ketelitian yang tinggi.
Labu Didih {Labu Florens}
Labu ini berbentuk bulat di bagian bawahnya, dan dengan leher yang lebih sempit dan panjang di bagian atasnya. Labu ini digunakan sebagai wadah cairan sehingga mudah untuk di aduk dan dipanaskan.
Sama dengan labu Erlenmeyer, jangan pernah menutup labu ini ketika sedang memanaskan cairan.
Tabung Reaksi
Tabung reaksi adalah tabung kaca yang terbuka di salah satu ujungnya dan di ujung lainnya tertutup. Bagian ujung yang tertutup ini berbentuk bulat. Tabung reaksi dapat menyimpan zat kimia namun dalam jumlah yang sedikit. Tabung reaksi juga tidak memiliki skala.
Tabung reaksi digunakan untuk percobaan yang bersifat kualitatif atau perbandingan. Ketika dalam suatu percobaan kita memiliki sampel dalam jumlah banyak dan akan dibandingkan, tabung reaksi menjadi pilihan tetap untuk percobaan tersebut. Tabung reaksi juga dapat dengan mudah dijepit dan ditutup menggunakan penutup karet ataupun gabus.
Tabung reaksi dilengkapi dengan sebuh rak kecil yang berfungsi sebagai tempat menaruh tabung reaksi. Ketika percobaan yang dilakukan tidak memungkinkan untuk kita memegang tabung reaksi secara langsung, kita bisa menggunakan raknya sebagai tatakan.
Rak tabung reaksi juga memudahkan kita untuk memindah tabung reaksi dalam jumlah banyak sekaligus.
Kaca Arloji
Kaca arloji berbentuk seperti piringan kaca yang melengkung ke bagian bawah {berbentuk cekung}. Kaca arloji biasanya digunakan untuk menaroh cairan atau padatan dalam jumlah sedikit. Kaca ini digunakan dalam proses penguapan cairan ataupun sebagai penutup gelas kimia.
Corong
Corong yang ditemukan di laboratorium kimia bentuknya mirip dengan corong yang biasa kamu temukan di kehidupan sehari-hari. Corong ada yang terbuat dari plastik ataupun kaca.
Saluran sempit di bagian bawah corong ada yang ukurannya pendek maupun panjang, disesuaikan dengan kegunaannya. Biasanya corong digunakan sebagai media untuk memindahkan cairan dari suatu wadah ke wadah lainnya. Cairan yang dipindahkan menggunakan corong tidak akan mudah tumpah.
Gelas Ukur
Gelas ukur merupakan alat utama yang digunakan untuk mengukur volume cairan. Sepanjang tubuh gelas ukur, terdapat skala {biasanya dalm mL} dengan ketelitian yang tinggi sehingga dapat mengukur volume cairan dengan tepat.
Gelas ukur tersedia dalam berbagai ukuran. Semakin kecil ukuran diamater gelas ukur, maka akan semakin teliti pengukuran volume cairan yang dilakukan dengannya.
Ketika kamu membaca volume cairan menggunakan gelas ukur, kamu akan melihat bahwa bagian tengah atas cairan terlihat melengkung ke bawah. Sementara cairan yang berada disekitar dinding gelas ukur akan terlihat lebih tinggi. Peristiwa ini disebut dengan meniskus.
Nah, untuk menentukan volume cairan di dalam gelas ukur, perhatikan titik terendah dari cekungan cairan yang terbentuk. Titik terendah tersebut akan menunjukkan skala tertentu pada gelas ukur yang merupakan ukuran volume cairan di dalamnya.
Labu Ukur {Labu Volumetrik}
Labu ukur berbentuk bulat di bagian bawah dnegan leher yang sempit di bagian atas. Perbedaanya dengan labu didih adalah bagian dasar labu ukur berbentuk datar sehingga bisa diletakkan diatas meja praktikum.
Labu ukur digunakan untuk mengukur volume cairan tertentu dengan tapat. Ada garis kecil di bagian atas leher labu ukur yang bisa digunakan sebagai indikator/batas untuk cairan dengan volume yang diinginkan {Ingat, cairan di bagian leher labu ukur juga menunjukkan peristiwa meniskus sehingga gunakan teknik pengukuran volume cairan yang sama dengan gelas ukur}.
Agar pengukuran volume cairan lebih tepat, cairan harus dalam kondisi dingin. Hal ini disebabkan karena temperatur mempengaruhi volume cairan sehingga akan mengurangi ketepatan proses pengukuran.
Pipet Tetes
Pipet tetes merupakan alat berbentuk tabung kecil yang salah satu ujungnya menyempit dan ujung lainnya dihubungkan dengan bola karet. Ketika bola karet di bagian atasnya di pencet, maka cairan dapat tersedot ke dalam tabung pipet tetes.
Cairan tersebut bisa dikeluarkan setetes demi setetes dengan cara memencet pelan bola karet di bagian ujung pipet tetes. Pipet tetes dapat digunakan untuk memberikan indikator ke dalam cairan yang akan dititrasi.
Pipet Ukur
Pipet ukur berbentuk tabung panjang yang bagian bawahnya menyempit. Kedua ujung pipet ukur memiliki lubang, dimana lubang bagian bawah lebih kecil dibandingkan dengan lubang atas. Di sepanjang dinding pipet ukur terdapat skala yang bisa mengukur volume cairan dengan tepat.
Pipet ukur digunakan untuk mengukur volume cairan dengan tepat dan memindahkannya ke wadah lain. Biasanya, pipet ukur dipilih untuk mengambil cairan yang bersifat korosif atau berbahaya jika dituang lagsung ke gelas kimia atau gelas ukur.
Pipet ukur dilengkapi dengan bola karet khusus yang bisa menyedot dan mengeluarkan cairan dengan volume tertentu. Namun, bola karet ini tidak bisa digunakan untuk meneteskan cairan.
Buret
Biuret adalah alat berbentuk tabung kaca yang terbuka di bagian atas dan berbentuk kerucut di bagian bawah yang juga terdapat lubang kecil. Tepat diatas bagian tabung yang mengerucut ini, ada keran yang bisa digunakan untuk mengontol aliran cairan yang keluar dari Buiret. Disepanjang tabung Buiret juga terdapat skala yang digunakan untuk mengukur volume cairan yang ada di dalamnya.
Biuret digunakan untuk mengukur penambahan cairan dengan volume tertentu dan sangat teliti. Dengan memutar kran, kita bisa membuat aliran cairan melambat sehingga keluar setetes demi setetes.
Biuret biasanya digunakan sepaket dengan kelm dan statif agar tabungnya dapat berdiri dengan sempurna. Biasanya, Biuret digunakan untuk praktikum titrasi.
Untuk mengukur volume cairan yang sudah ditambahkan ke dalam suatu wadah, langkah pertama adalah mencatat volume awal dari cairan di dalam Buiret. Kemudian, setelah cairan ditambahkan, catat volume akhirnya. Dengan melihat selisih volume awal dan akhir, maka kita bisa menentukan jumlah cairan yang sudah ditambahkan.
Penjepit
Penjepit digunakan untuk menjepit alat-alat labor seperti gelas kimia atau tabung reaksi yang saat itu tidak bisa di pegang oleh tangan, misalnya ketika kita sedang memanaskan zat kimia di dalamnya.
Penjepit tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk. Biasanya, yang digunakan untuk menjepit tabung reaksi adalah penjepit kayu. Penjepit yang berbentuk pinset biasanya digunakan untuk mengambil zat kimia berwujud padat dari dalam wadahnya.
Penjepit besi berukuran besar biasanya digunakan untuk mengambil wadah tempat memanaskan zat kimia dalam suhu tinggi.
Spatula
Spatula adalah alat labor yang berbentuk batangan besi atau kaca yang ujungnya pipih. Ujung pipihnya ini ada yang pendek dan ada juga yang panjang, digunakanan sesuai dengan kebutuhan. Spatula digunakan untuk mengambil zat kimia berwujud padat untuk ditimbang dengan berat tertentu.
Termometer
Termometer laboratorium kimia digunakan untuk mengukur suhu cairan. Ada termometer yang berisi raksa dan ada pula yang berisi alkohol. Ketika dimasukkan ke dalam cairan dengan suhu tertentu, alkohol atau raksa di dalam termometer akan naik dan menunjukkan berapa suhu cairan tersebut.
Lampu Spiritus, Tungku dan Kawat Kasa
Lampu spiritus adalah alat yang digunakan untuk memanaskan zat kimia dengan spriritus sebagai bahan bakarnya. Lampu spiritus dilengkapi dengan tungku besi dan kawat kasa media untuk menahan wadah cairan ketika sedang dipanaskan.
Gelas kimia merupakan wadah yang paling umum di temukan hampir di semua labor, termasuk labor kimia. Gelas kimia memiliki kegunaan yaitu sebagai wadah mencampur, mengaduk, dan memanaskan bahan-bahan kimia.
Gelas kimia memiliki memiliki cekungan di bagian atasnya. Gunanya adalah untuk mempermudah proses penuangan zat kimia dari gelas kimia ke wadah lainnya. Selain itu, gelas kimia juga memiliki bibir di tepian bagian atasnya yang berguna untuk mencegah cairan yang sedang dipindahkan merembes ke dinding kaca gelas kimia.
Ada juga skala {biasanya dalam mL} yang berfungsi untuk mengukur volume cairan di dalam gelas kimia. Namun, gelas kimia bukan alat yang tepat untuk mengukur volume cairan, terutama untuk percobaan yang membutuhkan ketlitian tinggi.
Gelas kimia tidak memiliki tutup. Namun, kamu bisa menggunakan kaca arloji untuk menutup gelas kimia jika dibutuhkan, misalnya untuk mencegah agar cairan di dalamnya tidak menguap.
Labu Erlenmeyer {Labu Konikal}
Labu Erlenmeyer pertama kali dibuat pada tahun 1861. Labu ini memiliki leher yang sempit dan melebar di bagian dasarnya. Karena bentuknya ini, Labu Erlenmeyer sering digunakan untuk mencampur ataupun mnegaduk zat kimia sehingga tidak tumpak keluar.
Lehernya yang sempit ini juga memungkinkan kita untuk menjepit labu Erlenmeyer menggunakan klam sehingga zat kimia didalamnya bisa dnegan mudah dipanaskan. Namun, jangan pernah menutup labu Erlenmeyer ketika sedang memanaskan cairan, karena dapat menyebabkan tekanan uap di dalam menjadi besar sehingga beresiko untuk meledak.
Mirip dengan gelas kimia, labu Erlenmeyer juga dilengkapi dengan skala dan juga tidak tepat diguankan untuk mengukur volume larutan dengan ketelitian yang tinggi.
Labu Didih {Labu Florens}
Labu ini berbentuk bulat di bagian bawahnya, dan dengan leher yang lebih sempit dan panjang di bagian atasnya. Labu ini digunakan sebagai wadah cairan sehingga mudah untuk di aduk dan dipanaskan.
Sama dengan labu Erlenmeyer, jangan pernah menutup labu ini ketika sedang memanaskan cairan.
Tabung Reaksi
Tabung reaksi adalah tabung kaca yang terbuka di salah satu ujungnya dan di ujung lainnya tertutup. Bagian ujung yang tertutup ini berbentuk bulat. Tabung reaksi dapat menyimpan zat kimia namun dalam jumlah yang sedikit. Tabung reaksi juga tidak memiliki skala.
Tabung reaksi digunakan untuk percobaan yang bersifat kualitatif atau perbandingan. Ketika dalam suatu percobaan kita memiliki sampel dalam jumlah banyak dan akan dibandingkan, tabung reaksi menjadi pilihan tetap untuk percobaan tersebut. Tabung reaksi juga dapat dengan mudah dijepit dan ditutup menggunakan penutup karet ataupun gabus.
Tabung reaksi dilengkapi dengan sebuh rak kecil yang berfungsi sebagai tempat menaruh tabung reaksi. Ketika percobaan yang dilakukan tidak memungkinkan untuk kita memegang tabung reaksi secara langsung, kita bisa menggunakan raknya sebagai tatakan.
Rak tabung reaksi juga memudahkan kita untuk memindah tabung reaksi dalam jumlah banyak sekaligus.
Kaca Arloji
Kaca arloji berbentuk seperti piringan kaca yang melengkung ke bagian bawah {berbentuk cekung}. Kaca arloji biasanya digunakan untuk menaroh cairan atau padatan dalam jumlah sedikit. Kaca ini digunakan dalam proses penguapan cairan ataupun sebagai penutup gelas kimia.
Corong
Corong yang ditemukan di laboratorium kimia bentuknya mirip dengan corong yang biasa kamu temukan di kehidupan sehari-hari. Corong ada yang terbuat dari plastik ataupun kaca.
Saluran sempit di bagian bawah corong ada yang ukurannya pendek maupun panjang, disesuaikan dengan kegunaannya. Biasanya corong digunakan sebagai media untuk memindahkan cairan dari suatu wadah ke wadah lainnya. Cairan yang dipindahkan menggunakan corong tidak akan mudah tumpah.
Gelas Ukur
Gelas ukur merupakan alat utama yang digunakan untuk mengukur volume cairan. Sepanjang tubuh gelas ukur, terdapat skala {biasanya dalm mL} dengan ketelitian yang tinggi sehingga dapat mengukur volume cairan dengan tepat.
Gelas ukur tersedia dalam berbagai ukuran. Semakin kecil ukuran diamater gelas ukur, maka akan semakin teliti pengukuran volume cairan yang dilakukan dengannya.
Ketika kamu membaca volume cairan menggunakan gelas ukur, kamu akan melihat bahwa bagian tengah atas cairan terlihat melengkung ke bawah. Sementara cairan yang berada disekitar dinding gelas ukur akan terlihat lebih tinggi. Peristiwa ini disebut dengan meniskus.
Nah, untuk menentukan volume cairan di dalam gelas ukur, perhatikan titik terendah dari cekungan cairan yang terbentuk. Titik terendah tersebut akan menunjukkan skala tertentu pada gelas ukur yang merupakan ukuran volume cairan di dalamnya.
Labu Ukur {Labu Volumetrik}
Labu ukur berbentuk bulat di bagian bawah dnegan leher yang sempit di bagian atas. Perbedaanya dengan labu didih adalah bagian dasar labu ukur berbentuk datar sehingga bisa diletakkan diatas meja praktikum.
Labu ukur digunakan untuk mengukur volume cairan tertentu dengan tapat. Ada garis kecil di bagian atas leher labu ukur yang bisa digunakan sebagai indikator/batas untuk cairan dengan volume yang diinginkan {Ingat, cairan di bagian leher labu ukur juga menunjukkan peristiwa meniskus sehingga gunakan teknik pengukuran volume cairan yang sama dengan gelas ukur}.
Agar pengukuran volume cairan lebih tepat, cairan harus dalam kondisi dingin. Hal ini disebabkan karena temperatur mempengaruhi volume cairan sehingga akan mengurangi ketepatan proses pengukuran.
Pipet Tetes
Pipet tetes merupakan alat berbentuk tabung kecil yang salah satu ujungnya menyempit dan ujung lainnya dihubungkan dengan bola karet. Ketika bola karet di bagian atasnya di pencet, maka cairan dapat tersedot ke dalam tabung pipet tetes.
Cairan tersebut bisa dikeluarkan setetes demi setetes dengan cara memencet pelan bola karet di bagian ujung pipet tetes. Pipet tetes dapat digunakan untuk memberikan indikator ke dalam cairan yang akan dititrasi.
Pipet Ukur
Pipet ukur berbentuk tabung panjang yang bagian bawahnya menyempit. Kedua ujung pipet ukur memiliki lubang, dimana lubang bagian bawah lebih kecil dibandingkan dengan lubang atas. Di sepanjang dinding pipet ukur terdapat skala yang bisa mengukur volume cairan dengan tepat.
Pipet ukur dilengkapi dengan bola karet khusus yang bisa menyedot dan mengeluarkan cairan dengan volume tertentu. Namun, bola karet ini tidak bisa digunakan untuk meneteskan cairan.
Buret
Biuret adalah alat berbentuk tabung kaca yang terbuka di bagian atas dan berbentuk kerucut di bagian bawah yang juga terdapat lubang kecil. Tepat diatas bagian tabung yang mengerucut ini, ada keran yang bisa digunakan untuk mengontol aliran cairan yang keluar dari Buiret. Disepanjang tabung Buiret juga terdapat skala yang digunakan untuk mengukur volume cairan yang ada di dalamnya.
Biuret digunakan untuk mengukur penambahan cairan dengan volume tertentu dan sangat teliti. Dengan memutar kran, kita bisa membuat aliran cairan melambat sehingga keluar setetes demi setetes.
Biuret biasanya digunakan sepaket dengan kelm dan statif agar tabungnya dapat berdiri dengan sempurna. Biasanya, Biuret digunakan untuk praktikum titrasi.
Untuk mengukur volume cairan yang sudah ditambahkan ke dalam suatu wadah, langkah pertama adalah mencatat volume awal dari cairan di dalam Buiret. Kemudian, setelah cairan ditambahkan, catat volume akhirnya. Dengan melihat selisih volume awal dan akhir, maka kita bisa menentukan jumlah cairan yang sudah ditambahkan.
Penjepit
Penjepit digunakan untuk menjepit alat-alat labor seperti gelas kimia atau tabung reaksi yang saat itu tidak bisa di pegang oleh tangan, misalnya ketika kita sedang memanaskan zat kimia di dalamnya.
Penjepit tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk. Biasanya, yang digunakan untuk menjepit tabung reaksi adalah penjepit kayu. Penjepit yang berbentuk pinset biasanya digunakan untuk mengambil zat kimia berwujud padat dari dalam wadahnya.
Penjepit besi berukuran besar biasanya digunakan untuk mengambil wadah tempat memanaskan zat kimia dalam suhu tinggi.
Spatula
Spatula adalah alat labor yang berbentuk batangan besi atau kaca yang ujungnya pipih. Ujung pipihnya ini ada yang pendek dan ada juga yang panjang, digunakanan sesuai dengan kebutuhan. Spatula digunakan untuk mengambil zat kimia berwujud padat untuk ditimbang dengan berat tertentu.
Termometer
Termometer laboratorium kimia digunakan untuk mengukur suhu cairan. Ada termometer yang berisi raksa dan ada pula yang berisi alkohol. Ketika dimasukkan ke dalam cairan dengan suhu tertentu, alkohol atau raksa di dalam termometer akan naik dan menunjukkan berapa suhu cairan tersebut.
Lampu Spiritus, Tungku dan Kawat Kasa
Lampu spiritus adalah alat yang digunakan untuk memanaskan zat kimia dengan spriritus sebagai bahan bakarnya. Lampu spiritus dilengkapi dengan tungku besi dan kawat kasa media untuk menahan wadah cairan ketika sedang dipanaskan.
0 Komentar untuk "Alat-Alat Laboratorium Kimia Beserta Fungsi dan Gambarnya"